Gangguan kecemasan adalah kondisi kesehatan mental yang ditandai oleh perasaan cemas, khawatir, atau takut berlebihan dan berkelanjutan pada sesuatu atau situasi tertentu.
Kecemasan merupakan salah satu masalah kesehatan mental yang sering dialami oleh lansia. Situasi ini bahkan bisa mengganggu kegiatan sehari-hari.
Kecemasan pada lansia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perubahan fisik, emosional, dan sosial yang dialami seiring bertambahnya usia.
7 Gangguan Kecemasan pada Lansia
Berikut ini akan kita bahas 7 gangguan kecemasan pada lansia yang umum terjadi serta penanganannya.
1. Gangguan Kecemasan Umum (Generalized Anxiety Disorder - GAD)
Gangguan kecemasan umum ditandai dengan rasa khawatir yang berlebihan dan terus-menerus mengenai berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari.
Lansia dengan GAD mungkin merasa khawatir tentang kesehatan, keuangan, atau masalah keluarga tanpa alasan yang jelas.
Penanganan:
Terapi kognitif-perilaku (CBT) sering digunakan untuk membantu lansia mengidentifikasi dan mengubah pola pikir negatif.
Penggunaan obat antidepresan atau anti-kecemasan seperti SSRIs juga dapat diresepkan oleh dokter untuk membantu mengelola gejala.
Latihan relaksasi dan teknik pernapasan
2. Gangguan Panik
Gangguan panik ditandai dengan serangan panik yang tiba-tiba dan intens, yang dapat mencakup gejala fisik seperti detak jantung yang cepat, sesak napas, dan rasa takut yang ekstrem.
Penanganan:
Lansia dengan gangguan panik sering kali diuntungkan dari kombinasi terapi CBT
Obat-obatan seperti benzodiazepin untuk jangka pendek atau antidepresan untuk jangka panjang.
Pelatihan pernapasan dan relaksasi. Terapi ini membantu mengurangi frekuensi dan intensitas serangan panik.
3. Fobia Spesifik
Fobia spesifik adalah ketakutan yang irasional dan berlebihan terhadap objek atau situasi tertentu, seperti ketinggian, hewan, atau tempat tertutup.
Penanganan:
Terapi pemaparan adalah metode yang efektif, di mana lansia secara bertahap dan aman dipaparkan pada objek atau situasi yang mereka takuti. Terapi ini membantu mereka mengurangi rasa takut seiring waktu.
4. Agorafobia
Agorafobia adalah ketakutan terhadap situasi atau tempat di mana pelarian mungkin sulit atau bantuan tidak tersedia jika terjadi serangan panik. Hal ini sering mengakibatkan lansia menghindari tempat-tempat ramai atau terbuka.
Penanganan:
CBT yang fokus pada pengembangan strategi koping dan pemaparan bertahap ke situasi yang ditakuti dapat sangat membantu dengan mengubah pola pikir.
Terapi eksposur untuk secara bertahap menghadapi situasi yang ditakuti.
Obat-obatan seperti antidepresan atau anti-kecemasan bisa digunakan untuk mengurangi gejala.
5. Gangguan Stres Pasca-Trauma (Post-Traumatic Stress Disorder - PTSD)
PTSD dapat terjadi setelah lansia mengalami atau menyaksikan peristiwa traumatis. Gejalanya termasuk kilas balik, mimpi buruk, dan kecemasan yang parah terkait dengan trauma tersebut.
Penanganan:
Terapi berbasis trauma, seperti terapi pemrosesan kognitif (CPT) atau terapi desensitisasi dan pemrosesan ulang melalui gerakan mata (EMDR), dapat membantu lansia memproses dan mengatasi trauma.
Penggunaan obat-obatan mungkin diresepkan untuk mengelola gejala kecemasan dan depresi.
Dukungan sosial dari keluarga dan teman juga dapat membantu menangani masalah gangguan ini.
6. Gangguan Kecemasan Sosial (Social Anxiety Disorder)
Gangguan kecemasan sosial melibatkan ketakutan yang berlebihan terhadap situasi sosial atau penilaian oleh orang lain. Ketakutan berlebihan terhadap situasi sosial di mana individu merasa dievaluasi atau dihakimi oleh orang lain yang dapat menghambat interaksi sosial dan aktivitas sehari-hari.
Penanganan:
CBT yang berfokus pada pemaparan bertahap ke situasi sosial dan pengembangan keterampilan sosial dapat sangat bermanfaat.
Latihan keterampilan sosial dan peran bermain untuk meningkatkan kepercayaan diri.
Terkadang, penggunaan obat antidepresan atau beta-blocker digunakan untuk mengurangi gejala fisik kecemasan.
7. Gangguan Kecemasan karena Kondisi Medis
Lansia sering kali mengalami kecemasan yang terkait dengan kondisi medis kronis, seperti penyakit jantung, diabetes, atau nyeri kronis. Kecemasan ini bisa diperburuk oleh ketidakpastian tentang kesehatan mereka di masa depan.
Penanganan:
Penanganan kecemasan jenis ini sering melibatkan pendekatan multidisipliner yang mencakup manajemen kondisi medis yang mendasarinya, terapi CBT, dan dukungan psikososial. Edukasi tentang kondisi medis dan strategi koping juga sangat penting.
Pendekatan Umum untuk Penanganan Kecemasan pada Lansia
Berikut ini beberapa pendekatan umum untuk penanganan kecemasan pada lansia:
Pendekatan Holistik: Menggabungkan pendekatan medis, psikologis, dan sosial untuk menangani kecemasan secara komprehensif.
Gaya Hidup Sehat: Mendorong olahraga teratur, diet seimbang, dan tidur yang cukup.
Dukungan Sosial: Meningkatkan interaksi sosial dan dukungan dari keluarga dan teman.
Mindfulness dan Meditasi: Teknik ini dapat membantu mengurangi kecemasan dengan meningkatkan kesadaran diri dan relaksasi.
Konsultasi dengan profesional kesehatan mental sangat penting untuk menentukan diagnosis yang tepat dan rencana perawatan yang sesuai bagi lansia yang mengalami kecemasan.
Gangguan kecemasan pada lansia memerlukan perhatian khusus mengingat dampaknya yang signifikan terhadap kualitas hidup mereka.
Penanganan yang efektif melibatkan kombinasi terapi psikologis, obat-obatan, dan dukungan sosial.
Dengan pendekatan yang tepat, lansia dapat mengelola kecemasan mereka dan menikmati kehidupan yang lebih tenang dan bermakna.
Jika Anda atau orang yang Anda kenal mengalami gejala kecemasan, penting untuk mencari bantuan profesional agar mendapatkan penanganan yang tepat.
Ammarai Healthcare Assistance adalah layanan kesehatan yang menyediakan dukungan dan perawatan pada lansia yang mengalami gangguan kecemasan.
Ammarai Healthcare Assistance menggabungkan perawatan medis, terapi psikologis, dan pendekatan holistik untuk menangani kecemasan secara menyeluruh.
Segera kunjungi website Ammarai Healthcare Assistance untuk konsultasi dan pelayanan premium dan berkualitas. Salam Sehat Selalu.
Penulis: Mira Afandy
Editor: Yunita R. Saragi
Comments